Klasifikasi dan Morfologi Ikan Jelawat
Ikan jelawat (Leptobarbus
hoevenii) merupakan jenis ikan asli Indonesia yang dapat ditemui pada beberapa
sungai di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Ikan jelawat termasuk dalam Genus Leptobarbus, yang mempunyai 5 spesies yaitu Leptobarbus hoevenii, L. Hosii, L. Melanopterus, L. Melanotaenia dan L.
rubripinnis. Secara umum klasifikasi ikan jelawat meliputi Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cypriniformes,
Famili Cyprinidae, Genus Leptobarbus dan Spesies Leptobarbus hoevenii.
Secara morfologi, ikan ini memiliki bentuk tubuh agak bulat dan memanjang,
kepala bagian sebelah atas agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis literal
tidak terputus, bagian punggung berwarna perak kehijauan dan bagian perut putih
keperakan. Pada sirip dada dan perut terdapat warna merah, gurat sisi
melengkung agak kebawah dan berakhir pada bagian ekor bawah yang tidak berwarna
kemerah-merahan dan mempunyai 2 pasang sungut.
Produksi Ikan Jelawat
Ikan jelawat tidak terlalu populer seperti ikan mas dan nila, hanya dikenal
pada kalangan tertentu, hal ini terjadi karena ikan jelawat tidak ditemukan di
setiap daerah dan hanya ada di daerah asalnya, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung,
Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Timur. Pengembangbiakan ikan jelawat biasanya menggunakan karamba bambu, kayu
atau jaring. Karamba ditempatkan di perairan umum dengan arus tenang yang
dalamnya lebih dari dua meter pada musim kemarau. Saat ini, produksi
ikan jelawat lebih banyak mengandalkan hasil tangkapan di perairan umum.
Ikan jenis ini memiliki nilai ekonomi penting karena
harganya relatif cukup mahal di pasaran dan mulai jarang ditemukan di perairan
umum. Ikan jelawat banyak dikonsumsi di Kalimantan, Sumatera serta di negara Malaysia dan Singapura. Di Kota Palangkaraya, ikan jelawat merupakan salah satu
ikan favorit, terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah makan. Salah satu rumah
makan yang menyajikan menu ikan jelawat adalah Rumah Makan Matahari. Di Rumah
Makan ini tersedia menu dari ikan jelawat diantaranya jelawat tim tauco,
jelawat goreng, jelawat asam manis dan jelawat masak kecap.
Sementara itu, pasokan ikan jelawat yang dijual di Pasar
Besar Palangkaraya berasal dari Kabupaten Pulang Pisau, Seruyan, Katingan dan
Kotawaringin Timur. Harga ikan Jelawat di Pasar Besar Palangkaraya sekitar Rp.
35.000,- - RP. 38.000,-/kg. Jumlah pedagang ikan jelawat di Pasar Besar
Palangkaraya sekitar 8 pedagang dengan penjualan rata-rata per hari sekitar
100-200 kilogram. Di Sungai Kahayan Kota
Pontianak, jelawat mulai dibudidayakan dengan menggunakan karamba. Menurut Pak
Rosli salah satu pembudidaya jelawat, ikan
ini dapat dipanen setelah berumur sekitar 6-12 bulan dengan ukuran 1-2 kilogram
per ekor. Satu karamba dengan ukuran 4 x 4 meter dapat menampung benih sekitar
1000 ekor. Jenis pakan yang biasa diberikan adalah dedak, bungkil, daun ubi dan
pakan buatan.
Keberadaan ikan jelawat di alam mulai menurun jumlahnya,
rata-rata ikan yang tertangkap hanya berukuran 2 kilogram per ekor. Budidaya ikan jelawat perlu dikembangkan karena
ikan ini banyak dicari orang, terutama orang-orang yang pernah merasakan
dagingnya. Harga ikan jelawat cukup tinggi
dan dapat membawa keuntungan bagi pembudidaya dan pedagang. Selain itu juga,
untuk kegiatan pelestarian karena populasi ikan jelawat sudah berkurang akibat
penangkapan yang berlebihan dan tidak selektif.
No comments:
Post a Comment