Thursday, April 28, 2016

Ikan Betok Sang Legenda

Produksi Ikan Betok
Selama ini ikan papuyu/betok di jual dalam bentuk segar dengan harga Rp. 50.000/ kg isi 25 ekor ukuran besar dan 40 ekor ukuran kecil. Pemenuhan permintaan pasar akan ikan papuyu/betok masih banyak mengandalkan dari alam. Melihat potensi pasarnya yang masih terbuka dan tidak mungkin terus mengandalkan hasil alam untuk pemenuhan pasar, tentu pembudidayaan adalah salah satu solusinya. Ikan papuyu/betok merupakan ikan primadona di Propinsi Kalimantan Selatan dan 90 % masih merupakan hasil tangkapan di rawa. Pada saat musim, pasokan ikan papuyu/betok mencapai 450 kilogram di Pasar Pagi Sekumpul Kabupaten Banjar. Musim ikan papuyu/betok terjadi saat musim penghujan atau menjelang kemarau, produksinya relatif meningkat. Produksi ikan papuyu/betok hampir terjadi pada semua kabupaten di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Total Produksi ikan betok secara nasional pada tahun 2010 mencapai 150 ton dengan sebaran produksi terbesar terdapat di pulau Kalimantan terutama Kalimantan Tengah. Budidaya ikan papuyu/betok di Kalimantan tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Selatan. Pada tahun 2010 produksi ikan papuyu/betok Kalimantan Menyumbangkan produksi nasional sekitar 60 persen dengan perincian yakni Kalimantan Barat sebesar 17 ton, Kalimantan Tengah sebesar 58 ton dan Kalimantan Selatan sebesar 11 ton. Provinsi di luar Kalimantan menyumbangkan total produksi ikan papuyu/betok sebesar 40 persen dengan perincian yaitu Jambi sebesar 12 ton dan Sulawesi Selatan sebesar 48 ton.
Ikan betok / papuyu  banyak diserap oleh rumah makan/restoran sebagai menu unggulan di rumah makan. Betok merupakan ikan asli perairan air tawar Indonesia. Ikan ini termasuk unik secara karakteristiknya yang berbeda dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Ikan Betok memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen di udara. Hal ini dimungkinkan karena ikan ini memiliki organ tubuh bernama labirin yang memungkinkan hal tersebut. Selain itu, ikan betok memiliki kemampuan bertahan hidup manakala terjadi kekeringan dan ikan ini juga dapat bertahan hidup di daratan yakni dapat bertahan di daratan tanpa air lebih dari 12 jam. Oleh karenanya betok mampu bertahan dalam kondisi perairan rawa dengan kandungan oksigen terlarut dan pH yang rendah (asam). Betok juga memiliki kemampuan merayap di daratan dengan menggunakan tutup insangnya yang dapat dimegarkan dan dapat berlaku semacam kaki yang dapat berjalan.
Morfologi ikan betok
Secara morfologi ikan betok memiliki ukuran tubuh kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri. Berdasarkan analisis kebiasaan makanan diketahui bahwa ikan betok mengkonsumsi delapan kelompok makanan yaitu insekta, ikan, crustasea, serasah, Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan organisme yang tidak teridentifikasi. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ikan betok merupakan ikan omnivora dengan makanan utamanya adalah insekta. Hasil analisis luas relung dan tumpan tindih relung makanan menunjukkan bahwa ikan betok jantan lebih generalis dibandingkan dengan ikan betina sehingga persaingan terhadap makanan lebih potensial terjadi pada ikan betok betina.
Perkembangan Ikan Betok

Ikan betok banyak ditemui di perairan Indonesia. Biasanya ikan ini di alam dapat dijumpai di perairan berawa, sawah irigasi, sungai dan parit-parit. Ikan ini menyebar luas di perairan tawar Indonesia terutama di daerah Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Ikan betok sendiri terdiri dari dua jenis yaitu jenis betok hijau dan betok kuning. Ikan betok yang menyebar luas ini menyebabkan banyaknya nama lain berdasarkan daerahnya. Di Kalimantan terutama di daerah Banjar, dan pesisir Kalimantan Tengah menyebut ikan ini dengan nama ikan papuyu. Terdapat pula sebagian masyarakat yang menyebutnya dengan nama wadi papuyu. Sementara orang jawa mengenalnya dengan nama bethok atau bethik. Dalam bahasa inggrid ikan ini dikenal dengan nama climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya yang dapat memanjat ke daratan. Proses pembudidayaan ikan betok tidaklah sulit karena ikan betok sebenarnya termasuk ikan pemakan segalanya atau omnivore dan kemampuannya yang dapat bertahan lama tanpa oksigen tidak seperti ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila dan lain-lain. Budidaya ikan betok sendiri telah berhasil dikembangkan oleh Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Pengembangan budidaya ikan betook telah dimulai sejak tahun 1997 yang meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran di Kolam. Ikan betok yang sangat baik untuk dibudidayakan adalah jenis betook hijau. Perkembangan berat tubuhnya dapat mencapai 200 gram. Potensi pembudidayaan ikan betook sangat menjanjikan. Proses budidaya ikan betook tidak terlalu lama bahkan di Negara tetangga Malaysia ikan betook dapat dipelihara sampai ukuran konsumsi selama hanya 4 bulan. Selain itu proses budidaya ikan betook ini juga tidak susah atau rumit karena ikan ini dapat hidup dalam keadaan kondisi kandungan oksigen dan pH yang rendah. Harga di pasaran yang sangat tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya sangat tinggi sehingga margin keuntungannya sangat besar apalagi ikan betook termasuk ikan jenis omnivore yang memakan segalanya sehingga pengeluaran akan pakan dapat lebih diminimalkan.

No comments:

Post a Comment