Ciri-ciri
dan Klasifikasi
Ikan terbang merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang banyak ditemukan diperairan
tropis maupun sub tropis dengan kondisi perairan tidak keruh dan berlumpur. Ikan
terbang merupakan ikan yang memiliki banyak jenis, menurut klasifikasinya ikan
terbang termasuk dalam Klas
Actinopterygii, Subklas Neopterygii, Super ordo Acanthopterygii, Ordo
Beloniformes, Sub Ordo Belonoidei, Famili Exocoetidae dan memiliki 9 genus.
Ikan terbang dari genus Cheilopogon
terdiri 33 spesies diantaranya Cheilopogon
ebei, C. agoo; genus Cypselurus terdiri dari 12 spesies
diantaranya Cypselurus angusticeps, C.
callopterus; genus Danichthys terdiri dari 1 spesies yaitu Danichthys ilma; genus Exocoetus
terdiri dari 5 spesies diantaranya Exocoetus gibbosus dan E. monocirrhus;
genus Fodiator terdiri dari 2
spesies yaitu Fodiator acutus dan F. rostratus;
genus Hirundichthys terdiri dari 8
spesies diantaranya Hirundichthys
oxycephalus dan H. rondeletii; genus
Ikan terbang memiliki ciri-ciri yaitu panjang rata-rata 18 cm, tubuhnya
bulat memanjang, bagian atas tubuh berwarna gelap, bagian bawah tubuh
mengkilap, sirip dorsal dan anal transparan, sirip ekor abu-abu, sirip ventral
keabu-abuan di bagian atas dan terang di bagian bawah, sirip pectoral abu-abu
tua dengan belang-belang pendek. Duri- duri lemah pada sirip dorsal berjumlah
10-12, pada sirip anal 1-12, pada sirip pectoral 14-15 dengan sirip pertama
tidak bercabang, sirip ventral tidak mencapai sirip dorsal dengan pangkal sirip
ventral lebih dekat ke ujung posterior kepala daripada ke pangkal ekor, garis
lateral terletak pada bagian bawah tubuh. Sisik sikloid berukuran relatif besar
dan mudah lepas dengan sisik pradorsal 32-37 dan jumlah sisik pada poros tubuh
51-56.
Produksi Ikan Terbang
Di Indonesia, terdapat
18 jenis ikan terbang dan 10 diperkirakan hidup diperairan Sulawesi Selatan
diantaranya jenis Hirundichthys oxycephalus. Selain perairan Sulawesi Selatan,
ikan terbang juga banyak ditemukan pada perairan
Laut Flores, Laut Natuna, Laut Aru, Laut Arafura Irian Jaya, Bagian Utara
Sulawesi Utara, Perairan Selatan Bali dan Jawa Timur, Pantai Barat Sumatera
Barat, Laut Halmahera, Laut Banda, perairan
Sabang Ujung Banda Aceh dan Laut
Utara Papua.
Pemasaran Telur Ikan Terbang
Selama ini ikan terbang banyak dipasarkan dalam bentuk segar, ikan asin,
ikan asap dan telurnya saja yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Telur ikan terbang belum banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia, padahal kandungan gizi yang relatif tinggi sangat
bermanfaat. Harga yang tinggi menjadikan nelayan
lebih memilih untuk menjual telur ikan hasil tangkapan dibandingkan mengkonsumsinya.
Ikan terbang biasanya melakukan pemijahan pada bulan Juni- Agustus sehingga
nelayan di daerah Sulawesi Selatan banyak melakukan penangkapan telur dengan
menggunakan bubu. Satu
ekor ikan terbang dalam sekali memijah dapat menghasilkan telur sekitar 4000
s/d 9000 butir. Pemijahan ikan terbang bersifat
pelagophils dan pytophils, yaitu
meletakkan telurnya pada tumbuhan dan benda-benda terapung di permukaan laut
seperti daun-daun kering.
Telur ikan terbang telah lama
menjadi komoditas ekspor dengan negara
tujuan seperti Jepang, Korea, Hongkong, Taiwan, Singapura, Lithunia, Thailand,
Vietnam, China, Hongkong dan Rusia. Nilai
Impor telur ikan terbang tahun 2006 pada beberapa Negara yaitu:
Sulawesi Selatan merupakan salah
satu penghasil telur ikan terbang yang telah melakukan ekspor ke beberapa
negara. Ekspor
telur ikan terbang Sulawesi Selatan selama tahun 2006 menghasilkan devisa
sebesar 8,702 juta US $ dengan volume 370,1 ton atau meningkat 13, 56 % dari tahun 2005 yang dengan volume 325,9 ton senilai 4, 3 juta US$.
Telur ikan terbang yang berwarna
kuning keemasan menjadi komoditas ekspor dengan harga relatif tinggi dalam
kondisi kering. Harga telur ikan terbang untuk
kualitas A sekitar Rp. 180 ribu/kg; kualitas B sekitar Rp. 160 ribu/kg; dan
kualitas C sekitar Rp. 120 ribu/kg. Tingginya harga telur ikan terbang menjadi
buruan para nelayan sehingga populasinya mulai berkurang. Penataan volume
tangkapan telur ikan terbang perlu dilakukan guna mempertahankan atau bahkan
meningkatkan populasinya.
No comments:
Post a Comment