Monday, March 14, 2016

Seputar Ikan Belida


Ciri-ciri Ikan Belida
Ikan belida termasuk dalam Filum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Osteoglossiformes, Famili Notopteridae, Genus Chitala dengan spesies Chitala chitala, C. blanci, C. lopis, C. ornata, Genus Notopterus dengan spesies Notopterus notopterus, Genus Papyrocranus dengan spesies Papyrocranus afer, Genus Xenomystus dengan spesies Xenomystus nigri.
Ciri ikan belida meliputi sirip dubur sangat panjang mulai dari belakang sirip perut sampai sirip ekor. Ikan belida berukuran sedang,  panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, sementara di alam dapat mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang mata, badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan.  Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur, hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman. Sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur. Ikan belida merupakan ikan air tawar yang bersifat predator pada ikan lainnya atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi/ tanaman air.

Sentra Produksi Ikan Belida
Ikan belida (Famili: Notopteridae) merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak ditemui di perairan waduk, rawa dan sungai. Pada awalnya ikan belida tersebar di kawasan Asia Tenggara dan India. Di Indonesia belida hidup di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan daerah rawa   pada wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Di Sumatera Selatan khususnya terdapat di daerah Ogan Komering llir, Ogan Komering Ulu, Muara Enim, Musi Banyuasin, Mursi Rawas, Palembang dan sebagian kecil daerah Kabupaten Lahat. Menurut masyarakat Sumatera Selatan, belida artinya makhluk yang pandai berdiplomasi (be = punya, lida = lidah, pandai bersilat lidah) Istilah Indonesia: Belida, Lopis dan BalidaSaat ini, populasi ikan belida  mulai menurun, hal ini dikarenakan pembibitan secara alami sukar dilakukan sehingga perlu budidaya belida. Ikan belida akan bertelur di musim hujan dan biasanya ikan ini akan mencari tempat-tempat yang banyak terdapat ranting-ranting pohon. Selain itu, ikan ini juga sangat sensitif dengan lingkungan sekitar sehingga ikan belida sulit untuk melakukan pembenihan secara alami.

Pengolahan ikan belida
Ikan belida banyak diolah menjadi pempek, kerupuk ikan, bakso ikan dan pindang. Pempek merupakan salah satu makanan khas dari  Sumatera bagian Selatan dan Timur. Pempek  dibuat dari tepung tapioka serta daging ikan yang dihaluskan.  Jenis ikan yang biasa diolah menjadi pempek kualitas terbaik  berasal dari  jenis ikan sungai yaitu belida, sedangkan kualitas berikutnya diolah dari ikan gabus. Saat ini, ikan belida  relatif jarang ditemukan di perairan Sumatera Selatan. Ikan belida yang digunakan untuk bahan baku pempek umumnya berukuran berat lebih dari tiga kilogram per ekor.

Pemasaran Ikan Belida
Ikan belida banyak di jual di pasar-pasar tradisional yang meliputi Pasar Antasari Banjarmasin, Pasar Angsa Duo Jambi, Pasar Besar Palangkaraya dan Pasar Cinde Palembang. Harga ikan belida di Pasar Cinde Palembang pada bulan April- Mei 2008 relatif lebih tinggi yaitu Rp. 80.000,-/kg, sementara di Pasar Antasari sekitar Rp. 36.200,-/kg; Pasar Angsa Duo Jambi Rp. 60.000,-/kg dan di Pasar Besar Palangkaraya sekitar Rp. 35.000,-/kg.  Perbedaan harga ini terjadi karena pasokan ikan belida di Kota Palembang relatif berkurang dan sementara permintaan relatif meningkat terutama untuk bahan pembuatan pempek  dan bahan tambahan kerupuk.
Ikan belida juga banyak digunakan sebagai ikan hias karena bentuk dan warnanya yang unik. Tubuh ikan belida atau yang biasa disebut ikan naga ini menyerupai huruf “s” horizontal, dengan warna hitam pekat dan berbadan pipih  menjadi daya tarik untuk dijadikan ikan hias. Jenis ikan sungai asli Sumatera  dan Kalimantan ini mulai diminati sejak satu tahun terakhir. Permintaan terus meningkat mulai dari ukuran kecil sampai  ukuran besar. Harga yang masih relatif murah dibanding jenis ikan hias lainnya juga menjadi faktor penting lainnya.


















No comments:

Post a Comment