Ciri-ciri
Ikan Belida
Ikan belida termasuk dalam Filum Chordata,
Kelas Actinopterygii, Ordo Osteoglossiformes, Famili Notopteridae,
Genus Chitala dengan spesies Chitala chitala, C. blanci, C.
lopis, C. ornata, Genus Notopterus dengan spesies Notopterus
notopterus, Genus Papyrocranus dengan spesies Papyrocranus afer,
Genus Xenomystus dengan spesies Xenomystus nigri.
Ciri ikan belida meliputi sirip dubur sangat panjang mulai dari belakang
sirip perut sampai sirip ekor. Ikan belida berukuran sedang, panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata
0,5-1 kg, sementara di alam dapat mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih
dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk.
Rahang atas letaknya jauh di belakang mata, badan tertutup oleh sisik yang
berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di
bagian perutnya putih keperakan. Pada
bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing
dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur, hiasan tubuh ikan belida
akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman. Sistem
reproduksi ikan ini dengan bertelur. Ikan belida merupakan ikan air tawar yang
bersifat predator pada ikan lainnya atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada
malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi/ tanaman
air.
Sentra
Produksi Ikan Belida
Ikan belida (Famili: Notopteridae) merupakan salah satu ikan
air tawar yang banyak ditemui di perairan waduk, rawa dan sungai. Pada awalnya
ikan belida tersebar di kawasan Asia Tenggara dan India. Di Indonesia belida
hidup di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan daerah rawa pada wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Di
Sumatera Selatan khususnya terdapat di daerah Ogan Komering llir, Ogan Komering
Ulu, Muara Enim, Musi Banyuasin, Mursi Rawas, Palembang dan sebagian kecil
daerah Kabupaten Lahat. Menurut masyarakat
Sumatera Selatan, belida artinya makhluk yang pandai berdiplomasi (be =
punya, lida = lidah, pandai bersilat lidah) Istilah Indonesia :
Belida, Lopis dan Balida. Saat ini, populasi ikan belida
mulai menurun, hal ini dikarenakan
pembibitan secara alami sukar dilakukan sehingga perlu budidaya belida. Ikan
belida akan bertelur di musim hujan dan biasanya ikan ini akan mencari tempat-tempat
yang banyak terdapat ranting-ranting pohon. Selain itu, ikan ini juga sangat
sensitif dengan lingkungan sekitar sehingga ikan belida sulit untuk melakukan
pembenihan secara alami.
Pengolahan
ikan belida
Ikan belida banyak diolah
menjadi pempek, kerupuk ikan, bakso ikan dan pindang. Pempek merupakan
salah satu makanan khas dari Sumatera bagian
Selatan dan Timur. Pempek dibuat dari
tepung tapioka serta daging ikan yang dihaluskan. Jenis ikan yang biasa diolah menjadi pempek
kualitas terbaik berasal dari jenis ikan sungai yaitu belida, sedangkan
kualitas berikutnya diolah dari ikan gabus. Saat ini, ikan belida relatif jarang ditemukan di perairan Sumatera
Selatan. Ikan belida yang digunakan untuk bahan baku pempek umumnya berukuran
berat lebih dari tiga kilogram per ekor.
Pemasaran
Ikan Belida
Ikan belida banyak di jual
di pasar-pasar tradisional yang meliputi Pasar Antasari Banjarmasin, Pasar
Angsa Duo Jambi, Pasar Besar Palangkaraya dan Pasar Cinde Palembang. Harga ikan
belida di Pasar Cinde Palembang pada bulan April- Mei 2008 relatif lebih tinggi
yaitu Rp. 80.000,-/kg, sementara di Pasar Antasari sekitar Rp. 36.200,-/kg;
Pasar Angsa Duo Jambi Rp. 60.000,-/kg dan di Pasar Besar Palangkaraya sekitar
Rp. 35.000,-/kg. Perbedaan harga ini terjadi
karena pasokan ikan belida di Kota Palembang relatif berkurang dan sementara permintaan
relatif meningkat terutama untuk bahan pembuatan pempek dan bahan tambahan kerupuk.
Ikan belida juga banyak
digunakan sebagai ikan hias karena bentuk dan warnanya yang unik. Tubuh ikan
belida atau yang biasa disebut ikan naga ini menyerupai huruf “s” horizontal,
dengan warna hitam pekat dan
berbadan pipih menjadi daya tarik untuk
dijadikan ikan hias. Jenis ikan sungai asli Sumatera dan Kalimantan ini
mulai diminati sejak satu tahun terakhir. Permintaan terus meningkat mulai dari
ukuran kecil sampai ukuran besar. Harga yang masih relatif murah
dibanding jenis ikan hias lainnya juga menjadi faktor penting lainnya.
No comments:
Post a Comment