Produksi Ikan Betok
Selama ini ikan papuyu/betok di jual dalam bentuk segar
dengan harga Rp. 50.000/ kg isi 25 ekor ukuran besar dan 40 ekor ukuran kecil. Pemenuhan
permintaan pasar akan ikan papuyu/betok masih
banyak mengandalkan dari alam. Melihat potensi pasarnya yang masih terbuka dan
tidak mungkin terus mengandalkan hasil alam untuk pemenuhan pasar, tentu
pembudidayaan adalah salah satu solusinya. Ikan papuyu/betok merupakan ikan primadona di Propinsi
Kalimantan Selatan dan 90 % masih merupakan hasil tangkapan di rawa. Pada saat musim, pasokan ikan papuyu/betok mencapai
450 kilogram di Pasar Pagi Sekumpul Kabupaten Banjar. Musim ikan papuyu/betok
terjadi saat musim penghujan atau menjelang kemarau, produksinya relatif
meningkat. Produksi
ikan papuyu/betok hampir terjadi pada semua kabupaten di wilayah Propinsi
Kalimantan Selatan. Total Produksi ikan betok secara nasional pada tahun
2010 mencapai 150 ton dengan sebaran produksi terbesar terdapat di pulau
Kalimantan terutama Kalimantan Tengah. Budidaya ikan papuyu/betok di
Kalimantan tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Selatan. Pada
tahun 2010 produksi ikan papuyu/betok Kalimantan
Menyumbangkan produksi nasional sekitar 60 persen dengan perincian yakni
Kalimantan Barat sebesar 17 ton, Kalimantan Tengah sebesar 58 ton dan
Kalimantan Selatan sebesar 11 ton. Provinsi di luar Kalimantan menyumbangkan
total produksi ikan papuyu/betok sebesar 40
persen dengan perincian yaitu Jambi sebesar 12 ton dan Sulawesi Selatan sebesar
48 ton.
Ikan
betok / papuyu banyak diserap oleh rumah
makan/restoran sebagai menu unggulan di rumah makan. Betok merupakan ikan asli perairan air tawar
Indonesia. Ikan ini termasuk unik secara karakteristiknya yang berbeda
dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Ikan Betok memiliki kemampuan untuk
mengambil oksigen di udara. Hal ini dimungkinkan karena ikan ini memiliki organ
tubuh bernama labirin yang memungkinkan hal tersebut. Selain itu, ikan betok
memiliki kemampuan bertahan hidup manakala terjadi kekeringan dan ikan ini juga
dapat bertahan hidup di daratan yakni dapat bertahan di daratan tanpa air lebih
dari 12 jam. Oleh karenanya betok mampu bertahan dalam kondisi perairan
rawa dengan kandungan oksigen terlarut dan pH yang rendah (asam). Betok
juga memiliki kemampuan merayap di daratan dengan menggunakan tutup insangnya
yang dapat dimegarkan dan dapat berlaku semacam kaki yang dapat berjalan.
Morfologi ikan betok
Secara
morfologi ikan betok memiliki ukuran tubuh kecil, panjang hingga sekitar
25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku.
Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau
kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah
bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah
bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup
insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri. Berdasarkan analisis kebiasaan makanan diketahui bahwa ikan betok
mengkonsumsi delapan kelompok makanan yaitu insekta, ikan, crustasea,
serasah, Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan
organisme yang tidak teridentifikasi. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa ikan betok merupakan ikan omnivora dengan makanan utamanya
adalah insekta. Hasil analisis luas relung dan tumpan tindih relung makanan
menunjukkan bahwa ikan betok jantan lebih generalis dibandingkan dengan ikan
betina sehingga persaingan terhadap makanan lebih potensial terjadi pada ikan
betok betina.
Perkembangan Ikan Betok
Ikan betok
banyak ditemui di perairan Indonesia. Biasanya ikan ini di alam dapat dijumpai
di perairan berawa, sawah irigasi, sungai dan parit-parit. Ikan ini menyebar
luas di perairan tawar Indonesia terutama di daerah Sumatera, Jawa dan
Kalimantan. Ikan betok sendiri terdiri dari dua jenis yaitu jenis betok hijau
dan betok kuning. Ikan betok
yang menyebar luas ini menyebabkan banyaknya nama lain berdasarkan daerahnya.
Di Kalimantan terutama di daerah Banjar, dan pesisir Kalimantan Tengah menyebut
ikan ini dengan nama ikan papuyu. Terdapat pula sebagian masyarakat yang
menyebutnya dengan nama wadi papuyu. Sementara orang jawa mengenalnya dengan
nama bethok atau bethik. Dalam bahasa inggrid ikan ini dikenal dengan
nama climbing gouramy atau climbing perch,
merujuk pada kemampuannya yang dapat memanjat ke daratan. Proses pembudidayaan ikan betok tidaklah sulit karena ikan betok sebenarnya
termasuk ikan pemakan segalanya atau omnivore dan kemampuannya yang dapat
bertahan lama tanpa oksigen tidak seperti ikan air tawar lainnya seperti ikan
mas, nila dan lain-lain. Budidaya
ikan betok sendiri telah berhasil dikembangkan oleh Balai Budidaya Air Tawar
Mandiangin, Kalimantan Selatan. Pengembangan budidaya ikan betook telah dimulai
sejak tahun 1997 yang meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran di Kolam.
Ikan betok yang sangat baik untuk dibudidayakan adalah jenis betook hijau.
Perkembangan berat tubuhnya dapat mencapai 200 gram. Potensi pembudidayaan ikan betook sangat menjanjikan. Proses budidaya ikan
betook tidak terlalu lama bahkan di Negara tetangga Malaysia ikan betook dapat
dipelihara sampai ukuran konsumsi selama hanya 4 bulan. Selain itu proses
budidaya ikan betook ini juga tidak susah atau rumit karena ikan ini dapat
hidup dalam keadaan kondisi kandungan oksigen dan pH yang rendah. Harga di
pasaran yang sangat tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya sangat
tinggi sehingga margin keuntungannya sangat besar apalagi ikan betook termasuk
ikan jenis omnivore yang memakan segalanya sehingga pengeluaran akan pakan
dapat lebih diminimalkan.