Ikan layang (Decapterus
spp) merupakan salah
satu komoditi hasil laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan kaya akan
gizi terutama protein. Kandungan gizi ikan layang dalam 100 gr (BDD) untuk
protein 22 gr, energi 109 kkal dan lemak 1.7 gr. Ikan layang diperdagangkan
dalam bentuk ikan segar dan ikan pindang. Ciri-ciri ikan layang adalah badan
memanjang dan sedikit memipih; badan bagian atas berwarna kebiruan, bagian
bawah berwarna keperakan; sirip ekor coklat keabu-abuan dan sirip lainnya
berwarna bening.
Ikan layang di
perairan Indonesia
terdiri dari 4 (empat) spesies yaitu layang biasa (Decapterus ruselli), layang deles (Decapterus. macrosoma),
layang ekor merah (Decapterus.
Kurroides) dan layang biru (Decapterus macarellus).
Ikan layang biru di Indonesia Timur diekspor ke mancanegara sebagai umpan tuna
dan bahan baku
ikan kaleng, sementara di pasar lokal terutama Kota Manado umumnya diolah menjadi “karabusi”.
Sentra
dan Jumlah Produksi Ikan Layang
Ikan layang
merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersedia sepanjang tahun
tanpa dipengaruhi musim, seperti halnya ikan
kembung dan lemuru. Ikan layang banyak terdapat di wilayah Sumatera Utara,
Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Selat Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Maluku Utara.
Ikan layang didaratkan di pelabuhan-pelabuhan
diantaranya PPN Ambon, PPN Bitung, PPN Brondong Lamongan, PPN Pekalongan, PPN
Prigi Trenggalek, PPS Kendari, PPN Pelabuhan Ratu, PPN Pemangkat, PPN Ternate,
PPP Banjarmasin, PPP Karangantu dan TPI Karangsong Indramayu.
Pengolahan
pindang ikan layang
Ikan layang merupakan salah satu
sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat dan
harganya relatif murah. Untuk menjaga kesegaran dan mutu ikan, sebaiknya ikan
selalu dalam kondisi dingin dengan pemberian es secukupnya. Namun demikian, es
tidak selalu mudah diperoleh dan harganya murah, oleh karenanya diperlukan
teknik pengawetan lain diantaranya pindang. Pengawetan ikan dilakukan dengan
tujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga bakteri akan sulit
untuk berkembangbiak.
Proses pengolahan pindang dari ikan
layang meliputi: pencucian dan penyiangan ikan; penggaraman ikan; penyusunan ikan
ke dalam periuk yang diselang-seling dengan garam; perendaman ikan; perebusan
selama 1-2 jam; pengeluran sisa air perebusan, penaburan garam pada lapisan
teratas; pemanasan diatas api kecil sampai airnya habis; pendinginan dan penutupan
dengan lembaran plastik.
Pemasaran
ikan layang segar
Ikan layang segar banyak dijual di
Pasar Induk Jayapura, Pasar Manonda, Pasar Toli-toli dan Pasar Masumba Kota
Palu. Harga ikan layang di beberapa lokasi pada bulan Januari 2008 yaitu di
Pasar Induk Jayapura, harga ikan layang pada minggu pertama sampai minggu
ketiga sekitar Rp. 25.000,-/kg, sedangkan pada minggu keempat relatif meningkat
menjadi Rp. 30.000,-/kg. Sementara itu di Pasar Masumba dan Pasar Manonda Kota
Palu, harga ikan layang relatif lebih rendah yaitu masing-masing Rp.
15.000,-/kg dan Rp. 11.000,-/kg. Di
tingkat produsen, harga ikan layang pada bulan Januari terutama di PPN Ambon
sekitar Rp. 5.000,-/kg; di PPN Brondong Lamongan, harga ikan layang relatif
lebih tinggi sekitar Rp. 6.500,-/kg – Rp. 8.050,-/kg; di PPN Prigi harga ikan
layang yaitu Rp. 4.600,-/kg- 5.900,-. Sementara itu, produksi ikan layang di
beberapa pelabuhan pada bulan Januari 2008 terutama di PPN Prigi Trenggalek
yaitu 61.365 kg, sedangkan di PPN Ambon jumlah produksi sekitar 2.330 kg.
Harga ikan di Pasar Induk Jayapura
relatif lebih mahal dibandingkan dengan lokasi yang lain, hal ini terjadi
karena jumlah pasokan ikan layang relatif berkurang akibat adanya cuaca buruk sehingga
nelayan tidak berani untuk melaut, sementara permintaan ikan layang mengalami
peningkatan.
No comments:
Post a Comment