Sunday, February 14, 2016

Ikan Layang di Papua Harganya Melayang


Ikan layang (Decapterus spp) merupakan salah satu komoditi hasil laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan kaya akan gizi terutama protein. Kandungan gizi ikan layang dalam 100 gr (BDD) untuk protein 22 gr, energi 109 kkal dan lemak 1.7 gr. Ikan layang diperdagangkan dalam bentuk ikan segar dan ikan pindang. Ciri-ciri ikan layang adalah badan memanjang dan sedikit memipih; badan bagian atas berwarna kebiruan, bagian bawah berwarna keperakan; sirip ekor coklat keabu-abuan dan sirip lainnya berwarna bening.
Ikan layang di perairan Indonesia terdiri dari 4 (empat) spesies yaitu layang biasa (Decapterus ruselli), layang deles (Decapterus. macrosoma), layang ekor merah (Decapterus. Kurroides) dan layang biru (Decapterus macarellus). Ikan layang biru di Indonesia Timur diekspor ke mancanegara sebagai umpan tuna dan bahan baku ikan kaleng, sementara di pasar lokal terutama Kota Manado  umumnya diolah menjadi “karabusi”.

Sentra dan Jumlah Produksi Ikan Layang
Ikan layang merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersedia sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim, seperti  halnya ikan kembung dan lemuru. Ikan layang banyak terdapat di wilayah Sumatera Utara, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Selat Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Maluku Utara.
Ikan layang didaratkan di pelabuhan-pelabuhan diantaranya PPN Ambon, PPN Bitung, PPN Brondong Lamongan, PPN Pekalongan, PPN Prigi Trenggalek, PPS Kendari, PPN Pelabuhan Ratu, PPN Pemangkat, PPN Ternate, PPP Banjarmasin, PPP Karangantu   dan TPI Karangsong Indramayu.

Pengolahan pindang ikan layang
Ikan layang merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat dan harganya relatif murah. Untuk menjaga kesegaran dan mutu ikan, sebaiknya ikan selalu dalam kondisi dingin dengan pemberian es secukupnya. Namun demikian, es tidak selalu mudah diperoleh dan harganya murah, oleh karenanya diperlukan teknik pengawetan lain diantaranya pindang. Pengawetan ikan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga bakteri akan sulit untuk berkembangbiak.
Proses pengolahan pindang dari ikan layang meliputi: pencucian dan penyiangan ikan; penggaraman ikan; penyusunan ikan ke dalam periuk yang diselang-seling dengan garam; perendaman ikan; perebusan selama 1-2 jam; pengeluran sisa air perebusan, penaburan garam pada lapisan teratas; pemanasan diatas api kecil sampai airnya habis; pendinginan dan penutupan dengan lembaran plastik.

Pemasaran ikan layang segar
Ikan layang segar banyak dijual di Pasar Induk Jayapura, Pasar Manonda, Pasar Toli-toli dan Pasar Masumba Kota Palu. Harga ikan layang di beberapa lokasi pada bulan Januari 2008 yaitu di Pasar Induk Jayapura, harga ikan layang pada minggu pertama sampai minggu ketiga sekitar Rp. 25.000,-/kg, sedangkan pada minggu keempat relatif meningkat menjadi Rp. 30.000,-/kg. Sementara itu di Pasar Masumba dan Pasar Manonda Kota Palu, harga ikan layang relatif lebih rendah yaitu masing-masing Rp. 15.000,-/kg dan Rp. 11.000,-/kg.  Di tingkat produsen, harga ikan layang pada bulan Januari terutama di PPN Ambon sekitar Rp. 5.000,-/kg; di PPN Brondong Lamongan, harga ikan layang relatif lebih tinggi sekitar Rp. 6.500,-/kg – Rp. 8.050,-/kg; di PPN Prigi harga ikan layang yaitu Rp. 4.600,-/kg- 5.900,-. Sementara itu, produksi ikan layang di beberapa pelabuhan pada bulan Januari 2008 terutama di PPN Prigi Trenggalek yaitu 61.365 kg, sedangkan di PPN Ambon jumlah produksi sekitar 2.330 kg.  
Harga ikan di Pasar Induk Jayapura relatif lebih mahal dibandingkan dengan lokasi yang lain, hal ini terjadi karena jumlah pasokan ikan layang  relatif  berkurang akibat adanya cuaca buruk sehingga nelayan tidak berani untuk melaut, sementara permintaan ikan layang mengalami peningkatan.





No comments:

Post a Comment