Tuesday, June 14, 2016

Sejarah Hotwheels


Mungkin sebagian besar dari kita sudah tau merek mainan mobil Hot Wheels. Hot Wheels sendiri awalnya merupakan mainan mobil untuk anak – anak dengan sekala 1 : 64  , baru setelah itu dikeluarkan model baru dengan sekala 1 : 43. Namun dalam perjalanannya mobil ini ikut menarik tidak hanya dari kalangan anak kecil tapi juga orang dewasa sebagai kolektor. Mainan ini memiliki design dan detail yang dirancang semirip mungkin dengan mobil aslinya. Maka dari itu banyak yang mengkoleksi mobil Hot Wheels ini sebagai pajangan.
Jauh sebelumnya dipasaran sudah ada mobil Die Cast yang berasal dari perusahaan Lesney asal Inggris. Die cast sendiri telah meluncurkan 16 model mainan mobil seperti Hot Wheels dengan perancangnya adalah Harry Bentley Bradley.  Pada tahun 1968 perusahaan mainan Mattel membuat mainan Hot Wheels untuk pertama kalinya dan mendapatkan saingan berat dari Matchbox sebagai perusahaan pembuat mainan mobil balap hingga tahun 1997 persaingan yang memanas ini berakhir. Hot Wheels sendiri memberikan lisensi pada produsen mobil untuk bisa membuat mobil skala dari desain mereka sendiri, hal ini yang membuat penggunanaan cetak biru melalui desain aslinya yang berasal dari maian tersebut.
Apa yang menjadi kelebihan dari Hot Wheels adalah desain dan detailnya yang menarik. Dengan ukuran 6 – 7 cm tiap model mobil Hot Wheels memiliki feature yang hampir sama persis dengan mobil aslinya. Untuk harga di Indonesia sendiri berkisar Rp 20.000 – Rp 25.000. Mungkin menurut anda mobil sekecil ini terlalu mahal namun perlu anda ketahui bahwa kualitas Hot Wheels terjamin. Kemudian seiring dengan perkembangan mainan Hot Wheels sendiri meluncurkan track khusus untuk mainan Hot Wheels. Track ini ada berbagai macam tipe dari yang pendek sampai yang panjang. Dengan kata lain Hot Wheels tidak hanya bisa dijadikan pajangan namun bisa juga dijadikan untuk mainan.
Beberapa tipe Hot Wheels dikeluarkan dengan sangat terbatas / limited edition seperti pada seri T-Hunt dan Terasure Hunt. Seri –seri ini sering diburu oleh para pengemarnya karena jumlahnya yang sangat terbatas. Keunggulan dari seri ini meliputi cat / warna khusus   model khusus, ban karet tersendiri.

Sumber: promomainan

Thursday, April 28, 2016

Ikan Betok Sang Legenda

Produksi Ikan Betok
Selama ini ikan papuyu/betok di jual dalam bentuk segar dengan harga Rp. 50.000/ kg isi 25 ekor ukuran besar dan 40 ekor ukuran kecil. Pemenuhan permintaan pasar akan ikan papuyu/betok masih banyak mengandalkan dari alam. Melihat potensi pasarnya yang masih terbuka dan tidak mungkin terus mengandalkan hasil alam untuk pemenuhan pasar, tentu pembudidayaan adalah salah satu solusinya. Ikan papuyu/betok merupakan ikan primadona di Propinsi Kalimantan Selatan dan 90 % masih merupakan hasil tangkapan di rawa. Pada saat musim, pasokan ikan papuyu/betok mencapai 450 kilogram di Pasar Pagi Sekumpul Kabupaten Banjar. Musim ikan papuyu/betok terjadi saat musim penghujan atau menjelang kemarau, produksinya relatif meningkat. Produksi ikan papuyu/betok hampir terjadi pada semua kabupaten di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Total Produksi ikan betok secara nasional pada tahun 2010 mencapai 150 ton dengan sebaran produksi terbesar terdapat di pulau Kalimantan terutama Kalimantan Tengah. Budidaya ikan papuyu/betok di Kalimantan tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Selatan. Pada tahun 2010 produksi ikan papuyu/betok Kalimantan Menyumbangkan produksi nasional sekitar 60 persen dengan perincian yakni Kalimantan Barat sebesar 17 ton, Kalimantan Tengah sebesar 58 ton dan Kalimantan Selatan sebesar 11 ton. Provinsi di luar Kalimantan menyumbangkan total produksi ikan papuyu/betok sebesar 40 persen dengan perincian yaitu Jambi sebesar 12 ton dan Sulawesi Selatan sebesar 48 ton.
Ikan betok / papuyu  banyak diserap oleh rumah makan/restoran sebagai menu unggulan di rumah makan. Betok merupakan ikan asli perairan air tawar Indonesia. Ikan ini termasuk unik secara karakteristiknya yang berbeda dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Ikan Betok memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen di udara. Hal ini dimungkinkan karena ikan ini memiliki organ tubuh bernama labirin yang memungkinkan hal tersebut. Selain itu, ikan betok memiliki kemampuan bertahan hidup manakala terjadi kekeringan dan ikan ini juga dapat bertahan hidup di daratan yakni dapat bertahan di daratan tanpa air lebih dari 12 jam. Oleh karenanya betok mampu bertahan dalam kondisi perairan rawa dengan kandungan oksigen terlarut dan pH yang rendah (asam). Betok juga memiliki kemampuan merayap di daratan dengan menggunakan tutup insangnya yang dapat dimegarkan dan dapat berlaku semacam kaki yang dapat berjalan.
Morfologi ikan betok
Secara morfologi ikan betok memiliki ukuran tubuh kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri. Berdasarkan analisis kebiasaan makanan diketahui bahwa ikan betok mengkonsumsi delapan kelompok makanan yaitu insekta, ikan, crustasea, serasah, Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan organisme yang tidak teridentifikasi. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ikan betok merupakan ikan omnivora dengan makanan utamanya adalah insekta. Hasil analisis luas relung dan tumpan tindih relung makanan menunjukkan bahwa ikan betok jantan lebih generalis dibandingkan dengan ikan betina sehingga persaingan terhadap makanan lebih potensial terjadi pada ikan betok betina.
Perkembangan Ikan Betok

Ikan betok banyak ditemui di perairan Indonesia. Biasanya ikan ini di alam dapat dijumpai di perairan berawa, sawah irigasi, sungai dan parit-parit. Ikan ini menyebar luas di perairan tawar Indonesia terutama di daerah Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Ikan betok sendiri terdiri dari dua jenis yaitu jenis betok hijau dan betok kuning. Ikan betok yang menyebar luas ini menyebabkan banyaknya nama lain berdasarkan daerahnya. Di Kalimantan terutama di daerah Banjar, dan pesisir Kalimantan Tengah menyebut ikan ini dengan nama ikan papuyu. Terdapat pula sebagian masyarakat yang menyebutnya dengan nama wadi papuyu. Sementara orang jawa mengenalnya dengan nama bethok atau bethik. Dalam bahasa inggrid ikan ini dikenal dengan nama climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya yang dapat memanjat ke daratan. Proses pembudidayaan ikan betok tidaklah sulit karena ikan betok sebenarnya termasuk ikan pemakan segalanya atau omnivore dan kemampuannya yang dapat bertahan lama tanpa oksigen tidak seperti ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila dan lain-lain. Budidaya ikan betok sendiri telah berhasil dikembangkan oleh Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Pengembangan budidaya ikan betook telah dimulai sejak tahun 1997 yang meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran di Kolam. Ikan betok yang sangat baik untuk dibudidayakan adalah jenis betook hijau. Perkembangan berat tubuhnya dapat mencapai 200 gram. Potensi pembudidayaan ikan betook sangat menjanjikan. Proses budidaya ikan betook tidak terlalu lama bahkan di Negara tetangga Malaysia ikan betook dapat dipelihara sampai ukuran konsumsi selama hanya 4 bulan. Selain itu proses budidaya ikan betook ini juga tidak susah atau rumit karena ikan ini dapat hidup dalam keadaan kondisi kandungan oksigen dan pH yang rendah. Harga di pasaran yang sangat tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya sangat tinggi sehingga margin keuntungannya sangat besar apalagi ikan betook termasuk ikan jenis omnivore yang memakan segalanya sehingga pengeluaran akan pakan dapat lebih diminimalkan.

Wednesday, April 27, 2016

Perencanaan Pembangunan

Konsep Dasar Perencanaan
Perencanaan diartikan sebagai cara mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efektif dan efisien. Sementara itu,  menurut Albert Waterson bahwa perencanaan adalah melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus mengikuti agar supaya pelaksanaanya tidak menyimpang dari tujuan (Adiasasmita, 2006: 181).
Menurut Wedgewood –Oppenheim sebagaimana dikutip oleh Lawton dan Rose menyatakan bahwa planning can be seen as a process wherebely aims. Factual evidence and assumptions are translated by  a process of logical argument into appropiate policies which are intended to achieve aims. Artinya bahwa perencanaan dapat dilihat sebagai suatu proses dimana tujuan-tujuan, bukti-bukti faktual dan asumsi-asumsi diterjemahkan sebagai suatu proses argumen logis kedalam penerapan kebijaksanaan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan. Definisi lain dikemukakan  oleh Gorge R. Terry bahwa perencanaan adalah upaya untuk memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenal masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Riyadi dan Bratakusumah, 2004:1-2).
Perencanaan adalah suatu susunan sistematik mengenai langkah yang akan dilakukan dimasa depan, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan seksama atas potensi dan faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga dalam dokumen perencanaan harus memeuat yaitu (1) apa yang akan dilakukan, yang merupakan jabaran visi misi; (2) bagaimana mencapai hal tersebut; (3) siapa yang akan melakukan (4) lokasi aktifitas; (5)kapan akan dilakukan, berapa lama ; dan (6) sumberdaya yang dibutuhkan.  (Abe, 30-31).
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari adanya suatu perencanaan yang antara lain (Aji dan Sirait, 1982: 25-26) adalah:
a.    Terhindar pemborosan waktu, uang dan tenaga
b.    Memungkinkan dilakukannya pilihan dari berbagai alternatif tindakan
c.    Dimungkinkannya perubahan-perubahan yang perlu pada waktunya
d.    Dimungkinkannya evaluasi terhadap tindakan yang dilaksanakan karena tujuan dan cara mencapai tujuan telah ditetapkan sebelumnya
Selain manfaat diatas, perencanaan juga terdapat beberapa kelemahan diantaranya:
a.    Merupakan hipotesis yang masih harus dibuktikan kebenarannya karena perencanaan baru merupakan peramalan sehingga tidak dapat dipastkan apakah pelaksanaan rencana tadi dapat dilakukan sesuai dengan rencana
b.    Memerlukan waktu dan biaya sebab rencana yang baik adalah mempertimbangkan dengan menggunakan waktu dan biaya yang mungkin cukup besar. 
Menurut Soekartawi ( 1990: 2-3) bahwa perencanaan dapat disusun melalui beberapa aspek yaitu:
a.     Perlu adanya suatu konsep yang utuh tentang rencana aktifitas yang akan dilaksanakan
b.      Perlu adanya pertimbangan yang melibatkan aspek keinginan masyarakat sebab suatu rencana yang berencana perlu memperhatikan aspirasi masyarakat dari segala lapisan
c.      Perlu adanya perhatian terhadap potensi sumberdaya yang tersedia
d.   Perlu adanya perhatian terhadap tersedianya sumberdaya manusia baik jumlah maupun kualitas yang ada berikut penyebarannya
e. Perlu adanya perhatian yang khusus terhadap aspek kontinuitas dan berkesinambungan
Ditambahkan oleh Bryson (2005: 12-13) bahwa suatu perencanaan dapat membantu organsisasi untuk berpikir strategis dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif; memperjelas arah masa depan; menciptakan prioritas; membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa depan; mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan keputusan; menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang yang berada dibawah kontrol organisasi; membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi; memecahkan masalah utama organisasi; menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif; dan membangun kerja kelompok dan keahlian. Perencanaan strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat sehingga perencana bersikap hati-hati mengenai bagaimana ikut serta dalam perencanaan strategis karena tidak semua pendekatan memiliki kegunaan yang sama dan beberapa syarat mempengaruhi keberhasilan penggunaan masing-masing pendekatan. Terdapat dua alasan yang memaksa untuk bertahan menggunakan perencanaan strategis yaitu pertama perencanaan strategis tidak dapat menjadi langkah pertama yang terbaik bagi organisasi yang runtuh atapnya misalnya organisasi perlu mengisi posisi kepemimpinan kunci sebelum melakukan perencanaan strategis; kedua perencanaan strategis akan menjadi kegiatan yang sia-sia jika organisasi tidak memiliki keterampilan sumberdaya dan komitmen pembuat keputusan guna menghasilkan rencana yang baik.
Perencanaan adalah suatu susunan sistematik mengenai langkah yang akan dilakukan dimasa depan, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan seksama atas potensi dan faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga dalam dokumen perencanaan harus memeuat yaitu (1) apa yang akan dilakukan, yang merupakan jabaran visi misi; (2) bagaimana mencapai hal tersebut; (3) siapa yang akan melakukan (4) lokasi aktifitas; (5)kapan akan dilakukan, berapa lama ; dan (6) sumberdaya yang dibutuhkan.  (Abe, 30-31).

Proses Perencanaan Yang Baik
Menurut Siagian (2004: 90-94) bahwa proses perencanaan dapat  ditinjau dari tiga segi yaitu pertama, mengetahui sifat  -sifat atau ciri-ciri rencana yang baik yan terdiri dari rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya; rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan organisasi; rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-teknik perencanaan; rencana harus disertai oleh suatu rincian yang teliti; rencana tidak boleh terlepas dari pemikiran pelaksana; rencana harus bersifat sederrhana; rencana harus luwes; didalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko; rencana harus bersifat praktis; rencana harus merupakan forecasting. Kedua, memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan. Ketiga, memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah.
Ditambahkan oleh Tjokroamidjoyo (1988: 189-191) bahwa proses perencanaan dapat dimulai dengan suatu rencana pembangunan atau mungkin hanya dengan formulasi-formulasi kebijakan-kebijakan pembangunan yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan, kemudian diikuti dengan berbagai langkah-langkah kegiatan untuk merealisasikannya. Dalam proses perencanaan yang kontinyu itu perlu kiranya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
a.    Sifat rencana itu sendiri sebagai dasar pelaksanaannya sudah mengandung ciri-ciri yang berorientasi kepada pelaksanaan dalam arti memungkinkan untuk pelaksanannya
b.    Proses perencanaan tetap mengandung unsur kontinuitas dan fleksibilitas, oleh karena itu perlu terus menerus dilakukan reformulasi rencana dan re-implementasi dalam pelaksanaannya
c.    Mengusahakan perencanaan dapat seoperasional mungkin yaitu diusahakan dengan penggunaan perencanaan operasional tahunan
d.    Adanya sistem pengendalian pelaksanaan pembangunan yang mengusahakan keserasian antara pelaksanaan dan perencanaan
e.    Bagi proses penyesuaian kembali rencana dan pelaksanannya serta bagi pengendalian pelaksanaan diperlukan adanya sistem pelaporan dan evaluasi dalam proses perencanaan.

Sementara itu, menurut pendapat A. M Williams  dalam Afifudin (2010: 95) bahwa proses perencanaan yaitu (1) menentukan atau menetapkan dengan jelas maksud dan tujuan; (2) menentukan alternatif; (3) mengatur sumber-sumber yang diperlukan; (4) menentukan organisasi, metode dan prosedur; dan (5) menentukan atau menetapkan rencana itu sendiri. 

Monday, March 21, 2016

Ikan Kembung, Bahan Peda Paling ” Mak Nyus’’



Ikan kembung (Rastrelinger Spp) merupakan salah satu sumber protein yang banyak dikonsumsi masyarakat karena mudah didapat dan harganya murah. Kandungan gizi ikan kembung terdiri dari: energi 103 kkal; protein 22.0 gr; lemak 1.0 gr; kalsium 20 mg; posfor 200 mg; besi 1.0 mg; vit A 9 RE; Vit B 0.1 mg;  Seng 0.6 mg; dan  Omega-3  2,2 gr. 

Ciri-ciri dan penyebaran
Ciri ikan kembung adalah bentuk tubuh seperti torpedo, terdapat selaput lemak pada kelopak mata dengan lapisan insang panjang yang tampak jelas saat mulut terbuka. Sisik garis rusuk berjumlah 120-150; sirip punggung pertama berjari-jari keras 10 buah, sedangkan  sirip punggung kedua berjari-jari lemah sejumlah 11-12; sirip dubur berjari-jari lemah sejumlah 11-12 dan di belakang sirip punggung terdapat 5-6 jari-jari sirip lepas. Ukuran panjang ikan umumnya antara 20-25 cm, dan maksimal dapat mencapai 35 cm.
Ikan kembung banyak terdapat di perairan Indonesia terutama Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Laut Jawa, Selat Malaka, Sulawesi Selatan dan Laut Arafuru. Produksi ikan kembung tahunan di Indonesia  sekitar 200 ribu ton yaitu tahun 2001 mencapai 214.387 ton; tahun 2002 mencapai 221.634 ton; tahun 2003 mencapai 194.427 ton; tahun 2004  mencapai 201.882 ton dan tahun 2005 mencapai 222.032 ton. Ikan kembung merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersedia hampir sepanjang tahun, serta tidak mengenal musim. Jenis-jenis yang banyak terdapat di Indonesia adalah kembung jantan / banjar (Rastrelinger kanagurta) dan kembung betina (Rastrelinger brachysoma).

Peda kembung lebih populer
Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dengan cara mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil olahan yang bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan seperti: menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Berbagai cara pengawetan ikan, antara lain dengan penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan dan  peragian, serta  pendinginan ikan.  
Salah satu olahan ikan kembung yang populer di masyarakat adalah peda. Peda merupakan salah satu hasil olahan ikan yang dilakukan dengan cara kombinasi antara penggaraman dan peragian dengan tujuan agar ikan lebih awet dan tahan lama. Harga ikan peda di pasaran relatif lebih mahal daripada ikan segarnya, misalnya di Pasar Grosir Rejomulyo harga peda Rp. 11.000,-/kg, sedangkan harga kembung segar  hanya sekitar Rp. 6.500,- /kg.
Ikan peda termasuk ikan asin favorit dan umumnya disajikan dengan cara digoreng menggunakan bumbu bawang merah, bawang putih, cabe hijau dan merah serta pete. Ikan peda dapat dijumpai dibeberapa supermarket dengan kemasan relatif baik dan harganya dua kali lipat dibandingkan dengan harga di pasar tradisional.
Proses pembuatan peda ikan kembung meliputi pembuangan dan pencucian isi perut ikan; proses penggaraman dengan cara penyusunan dalam bak yang diselang-seling; penutupan dan penyimpanan selama 4-7 hari (peragian tahap I); penjemuran selama 2-3 jam dengan mengeluarkan ikan dari bak; penganginan selama satu malam; dan kemudian pengemasan dalam peti kayu yang tertutup rapat; penyimpanan sekitar 1-3 bulan (peragian tahap II); dan penjemuran agar tidak terlalu basah.

Pemasaran ikan kembung segar
Monitoring harga ikan kembung segar di tingkat produsen dilakukan di PPN Ambon, PPN Brondong Lamongan, PPN Pekalongan dan PPN Prigi Trenggalek. Selama bulan Januari- Agustus 2007, harga ikan kembung segar tertingi terdapat di PPN Pekalongan pada bulan Juli yang mencapai Rp. 9.875,-/kg, sementara itu harga terendah terjadi di PPN Ambon pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp. 3.000,-/kg.  

Perkembangan harga ikan kembung segar di tingkat eceran yaitu Pasar Antasari Banjarmasin, Pasar Bringharjo Yogyakarta dan Pasar Cinde Kota Palembang  selama bulan Januari- Agustus 2007 cukup bervariatif. Harga tertinggi terjadi pada bulan Juli di Pasar Antasari Banjarmasin yang mencapai Rp. 18.200,- /kg, sementara itu harga terendah terjadi pada bulan Januari di Pasar Bringharjo Yogyakarta sebesar Rp. 10.000,-/kg. Pasokan ikan kembung segar yang masuk ke beberapa pasar tradisional di Kota Palembang berasal dari Musi Rawas, Muara Enim, Lahat, Banyuasin dan Ogan Komering Ilir. 

Monday, March 14, 2016

Seputar Ikan Belida


Ciri-ciri Ikan Belida
Ikan belida termasuk dalam Filum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Osteoglossiformes, Famili Notopteridae, Genus Chitala dengan spesies Chitala chitala, C. blanci, C. lopis, C. ornata, Genus Notopterus dengan spesies Notopterus notopterus, Genus Papyrocranus dengan spesies Papyrocranus afer, Genus Xenomystus dengan spesies Xenomystus nigri.
Ciri ikan belida meliputi sirip dubur sangat panjang mulai dari belakang sirip perut sampai sirip ekor. Ikan belida berukuran sedang,  panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, sementara di alam dapat mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang mata, badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan.  Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur, hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman. Sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur. Ikan belida merupakan ikan air tawar yang bersifat predator pada ikan lainnya atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi/ tanaman air.

Sentra Produksi Ikan Belida
Ikan belida (Famili: Notopteridae) merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak ditemui di perairan waduk, rawa dan sungai. Pada awalnya ikan belida tersebar di kawasan Asia Tenggara dan India. Di Indonesia belida hidup di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan daerah rawa   pada wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Di Sumatera Selatan khususnya terdapat di daerah Ogan Komering llir, Ogan Komering Ulu, Muara Enim, Musi Banyuasin, Mursi Rawas, Palembang dan sebagian kecil daerah Kabupaten Lahat. Menurut masyarakat Sumatera Selatan, belida artinya makhluk yang pandai berdiplomasi (be = punya, lida = lidah, pandai bersilat lidah) Istilah Indonesia: Belida, Lopis dan BalidaSaat ini, populasi ikan belida  mulai menurun, hal ini dikarenakan pembibitan secara alami sukar dilakukan sehingga perlu budidaya belida. Ikan belida akan bertelur di musim hujan dan biasanya ikan ini akan mencari tempat-tempat yang banyak terdapat ranting-ranting pohon. Selain itu, ikan ini juga sangat sensitif dengan lingkungan sekitar sehingga ikan belida sulit untuk melakukan pembenihan secara alami.

Pengolahan ikan belida
Ikan belida banyak diolah menjadi pempek, kerupuk ikan, bakso ikan dan pindang. Pempek merupakan salah satu makanan khas dari  Sumatera bagian Selatan dan Timur. Pempek  dibuat dari tepung tapioka serta daging ikan yang dihaluskan.  Jenis ikan yang biasa diolah menjadi pempek kualitas terbaik  berasal dari  jenis ikan sungai yaitu belida, sedangkan kualitas berikutnya diolah dari ikan gabus. Saat ini, ikan belida  relatif jarang ditemukan di perairan Sumatera Selatan. Ikan belida yang digunakan untuk bahan baku pempek umumnya berukuran berat lebih dari tiga kilogram per ekor.

Pemasaran Ikan Belida
Ikan belida banyak di jual di pasar-pasar tradisional yang meliputi Pasar Antasari Banjarmasin, Pasar Angsa Duo Jambi, Pasar Besar Palangkaraya dan Pasar Cinde Palembang. Harga ikan belida di Pasar Cinde Palembang pada bulan April- Mei 2008 relatif lebih tinggi yaitu Rp. 80.000,-/kg, sementara di Pasar Antasari sekitar Rp. 36.200,-/kg; Pasar Angsa Duo Jambi Rp. 60.000,-/kg dan di Pasar Besar Palangkaraya sekitar Rp. 35.000,-/kg.  Perbedaan harga ini terjadi karena pasokan ikan belida di Kota Palembang relatif berkurang dan sementara permintaan relatif meningkat terutama untuk bahan pembuatan pempek  dan bahan tambahan kerupuk.
Ikan belida juga banyak digunakan sebagai ikan hias karena bentuk dan warnanya yang unik. Tubuh ikan belida atau yang biasa disebut ikan naga ini menyerupai huruf “s” horizontal, dengan warna hitam pekat dan berbadan pipih  menjadi daya tarik untuk dijadikan ikan hias. Jenis ikan sungai asli Sumatera  dan Kalimantan ini mulai diminati sejak satu tahun terakhir. Permintaan terus meningkat mulai dari ukuran kecil sampai  ukuran besar. Harga yang masih relatif murah dibanding jenis ikan hias lainnya juga menjadi faktor penting lainnya.


















Sunday, March 06, 2016

Ikan Jelawat, Pasarnya Semakin Meningkat




Klasifikasi dan Morfologi Ikan Jelawat
Ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) merupakan jenis ikan asli Indonesia yang dapat ditemui pada beberapa sungai di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Ikan jelawat termasuk dalam Genus Leptobarbus, yang  mempunyai 5 spesies yaitu Leptobarbus hoevenii, L. Hosii, L. Melanopterus, L. Melanotaenia dan L. rubripinnis. Secara umum  klasifikasi ikan jelawat meliputi Phylum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cypriniformes, Famili Cyprinidae, Genus Leptobarbus dan Spesies Leptobarbus hoevenii.  
Secara morfologi, ikan ini memiliki bentuk tubuh agak bulat dan memanjang, kepala bagian sebelah atas agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis literal tidak terputus, bagian punggung berwarna perak kehijauan dan bagian perut putih keperakan. Pada sirip dada dan perut terdapat warna merah, gurat sisi melengkung agak kebawah dan berakhir pada bagian ekor bawah yang tidak berwarna kemerah-merahan dan mempunyai 2 pasang sungut.

Produksi Ikan Jelawat
Ikan jelawat tidak terlalu populer seperti ikan mas dan nila, hanya dikenal pada kalangan tertentu, hal ini terjadi karena ikan jelawat tidak ditemukan di setiap daerah dan hanya ada di daerah asalnya, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pengembangbiakan ikan jelawat biasanya menggunakan karamba bambu, kayu atau jaring. Karamba ditempatkan di perairan umum dengan arus tenang yang dalamnya lebih dari dua meter pada musim kemarau.  Saat ini, produksi ikan jelawat lebih banyak mengandalkan hasil tangkapan di perairan umum. 

Pemasaran ikan jelawat
Ikan jenis ini memiliki nilai ekonomi penting karena harganya relatif cukup mahal di pasaran dan mulai jarang ditemukan di perairan umum. Ikan jelawat banyak dikonsumsi di Kalimantan, Sumatera  serta di negara   Malaysia dan Singapura. Di Kota Palangkaraya, ikan jelawat merupakan salah satu ikan favorit, terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah makan. Salah satu rumah makan yang menyajikan menu ikan jelawat adalah Rumah Makan Matahari. Di Rumah Makan ini tersedia menu dari ikan jelawat diantaranya jelawat tim tauco, jelawat goreng, jelawat asam manis dan jelawat masak kecap.
Sementara itu, pasokan ikan jelawat yang dijual di Pasar Besar Palangkaraya berasal dari Kabupaten Pulang Pisau, Seruyan, Katingan dan Kotawaringin Timur. Harga ikan Jelawat di Pasar Besar Palangkaraya sekitar Rp. 35.000,- - RP. 38.000,-/kg. Jumlah pedagang ikan jelawat di Pasar Besar Palangkaraya sekitar 8 pedagang dengan penjualan rata-rata per hari sekitar 100-200 kilogram.  Di Sungai Kahayan Kota Pontianak, jelawat mulai dibudidayakan dengan menggunakan karamba. Menurut Pak Rosli salah satu pembudidaya jelawat,  ikan ini dapat dipanen setelah berumur sekitar 6-12 bulan dengan ukuran 1-2 kilogram per ekor. Satu karamba dengan ukuran 4 x 4 meter dapat menampung benih sekitar 1000 ekor. Jenis pakan yang biasa diberikan adalah dedak, bungkil, daun ubi dan pakan buatan.
Keberadaan ikan jelawat di alam mulai menurun jumlahnya, rata-rata ikan yang tertangkap hanya berukuran 2 kilogram per ekor.  Budidaya ikan jelawat perlu dikembangkan karena ikan ini banyak dicari orang, terutama orang-orang yang pernah merasakan dagingnya. Harga ikan  jelawat cukup tinggi dan dapat membawa keuntungan bagi pembudidaya dan pedagang. Selain itu juga, untuk kegiatan pelestarian karena populasi ikan jelawat sudah berkurang akibat penangkapan yang berlebihan dan tidak selektif.







Monday, February 15, 2016

Teripang, Komoditas Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi



Teripang adalah binatang laut dari phylum Echinodermas, masih saudara jauh dengan bintang laut dan bulu babi. Di seluruh dunia, terdapat lebih dri 1250 species teripang yang dapat ditemukan mulai dari permukaan laut hingga laut dalam. Beberapa species bahkan hidupnya berbenam di pasir laut dan hanya tentakelnya yang keluar untuk menarik makanan. Untuk mempertahankan diri, teripang mempunyai cara unik yaitu mutilasi bagian tubuhnya sendiri, dimana bagian yang hilang akan segera tumbuh kembali.
Dalam perdagangan internasional, umumnya teripang dikenal dengan istilah sea cucumber atau teatfish yang sebetulnya itu hanya berlaku untuk species tertentu, sedangkan untuk produk olahannya dikenal dengan istilah beche de mer. Pasar terbesar teripang adalah etnis China, dan mereka menyebutnya sebagai haishen atau ginseng dari laut karena khasiatnya semacam tonik penguat stamina dan panjang umur. Teripang merupakan salah satu komoditi ekonomis penting  yang sangat diminati oleh konsumen terutama di negara  China, Korea, Taiwan, Singapura dan Hongkong sebagai makanan seafood  yang mengandung nilai  tinggi pengganti daging babi.  
Di Kota Surabaya, pelaku usaha pemasaran teripang melakukan ekspor teripang ke China dan Hongkong yang mencapai 10 ton per bulan, sedangkan untuk pemenuhan restoran lokal  mencapai 600 kg.  Pasokan teripang yang masuk Kota Surabaya berasal dari Madura, Situbondo, Sumbawa, Maluku, Papua, Irian Jaya, Manado, Medan, Lampung dan Makasar.  Jenis teripang yang banyak diminati oleh konsumen antara lain teripang pasir, teripang TKK, teripang susu, teripang gamat, teripang gosok, teripang nenas, teripang kapuk, teripang jepun, teripang bintik, teripang tawas, teripang raja, teripang kunyit dan  teripang batu.  Di Propinsi Jawa Barat, pengusaha teripang yang cukup besar khusus melakukan ekspor teripang dengan jenis TKK ke Korea.  Volume ekspor mencapai 1,5 ton per bulan. Pasokan teripang untuk jenis TKK ini di peroleh dari Medan, Nias, Makasar, Sumbawa, Maluku dan Ternate.

Harga teripang
Penentuan harga teripang didasarkan pada ukuran dan kualitas teripang yang ditawarkan oleh pemasok, namun untuk standar ekspor beberapa jenis teripang sudah ditentukan oleh importir. Pada saat Hari Raya Imlek kenaikan permintaan teripang mencapai 5-10 % Harga jenis teripang tersebut hanya mencapai Rp 100.000,- sampai Rp 150.000 per kg bila ukurannya kecil atau di bawah standar yang ditentukan importir. Secara umum harga teripang di pasaran cukup stabil. Ada sedikit kenaikan baik permintaan maupun harga pada high season atau hari-hari besar china, misal imlek. Harga teripang biasa yang terdiri dari kurang lebih 15 jenis kurang atau maksimal Rp 100.000,-. Untuk pasar ekspor harga masih ”dikendalikan” oleh importir.

”Kendala dalam usaha pemasaran teripang adalah dari sisi pasokan, sedang dari segi pemasaran hampir tidak ada kesulitan”. Tidak banyak nelayan yang mampu menangkap teripang secara optimal yang habitatnya di dasar laut. Untuk menangkap teripang diperlukan alat selam yang sudah barang tentu harganya mahal belum lagi biaya operasionalnya. Karena kapasitas tangkap nelayan terbatas sehingga pedagang pengumpul yang harus aktif keliling ke daerah-daerah nelayan untuk menampung hasil tangkapan mereka. Harapannya ke depan agar mutu produk tetap terjaga diperlukan - pertama, pembinaan kepada nelayan dalam proses pengolahan yang baik untuk memenuhi standar mutu – kedua, perlu diberikan pembinaan kepada nelayan atau pengumpul untuk menerapkan teknologi pembesaran teripang agar dicapai ukuran yang dikehendaki konsumen, baik dalam maupun luar negeri.

Jenis-jenis teripang  yang dipasarkan
Teripang yang dipasarkan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu teripang kualitas bagus atau mahal dan kualitas biasa atau relatif murah. Klasifikasi bisa ditentukan dengan jenis teripang dan ukurannya. Untuk jenis teripang berkualitas dan mahal adalah teripang pasir, teripang susu, teripang TKK, teripang kapuk, teripang nanas, teripang sepatu, teripang jepun. Jenis teripang biasa: teripang chera, teripang bintik, teripang tawas, teripang kunyit, teripang sutera, teripang batu, teripang raja dan lain-lain yang berjumlah kira-kira 15 jenis. Produk teripang yang dipasarkan dalam bentuk kering (produk setengah jadi). Pasar ekspor yang digarap masih terbatas di beberapa negara Asia. Pasar utama ekspor teripangnya adalah Hongkong, kedua Singapura, kemudian Korsel dan Taiwan. Standar kualitas ekspor teripang ada pada tingkat kandungan garamnya, tingkat kekeringan atau kandungan air, kemudian ukurannya. Untuk permintaan lokal (jakarta dan sekitarnya) hanya berdasarkan order (by order) per bulan bisa mencapai 600 kg untuk kebutuhan restoran-restoran yang menyajikan masakan China dan beberapa supermarket tertentu. Surabaya merupakan pasar paling besar dan potensial yang berasal dari pasokan wilayah Indonesia bagian Timur untuk pasar lokal maupun untuk diekspor.




Sunday, February 14, 2016

Ikan Layang di Papua Harganya Melayang


Ikan layang (Decapterus spp) merupakan salah satu komoditi hasil laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan kaya akan gizi terutama protein. Kandungan gizi ikan layang dalam 100 gr (BDD) untuk protein 22 gr, energi 109 kkal dan lemak 1.7 gr. Ikan layang diperdagangkan dalam bentuk ikan segar dan ikan pindang. Ciri-ciri ikan layang adalah badan memanjang dan sedikit memipih; badan bagian atas berwarna kebiruan, bagian bawah berwarna keperakan; sirip ekor coklat keabu-abuan dan sirip lainnya berwarna bening.
Ikan layang di perairan Indonesia terdiri dari 4 (empat) spesies yaitu layang biasa (Decapterus ruselli), layang deles (Decapterus. macrosoma), layang ekor merah (Decapterus. Kurroides) dan layang biru (Decapterus macarellus). Ikan layang biru di Indonesia Timur diekspor ke mancanegara sebagai umpan tuna dan bahan baku ikan kaleng, sementara di pasar lokal terutama Kota Manado  umumnya diolah menjadi “karabusi”.

Sentra dan Jumlah Produksi Ikan Layang
Ikan layang merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersedia sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim, seperti  halnya ikan kembung dan lemuru. Ikan layang banyak terdapat di wilayah Sumatera Utara, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Selat Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Maluku Utara.
Ikan layang didaratkan di pelabuhan-pelabuhan diantaranya PPN Ambon, PPN Bitung, PPN Brondong Lamongan, PPN Pekalongan, PPN Prigi Trenggalek, PPS Kendari, PPN Pelabuhan Ratu, PPN Pemangkat, PPN Ternate, PPP Banjarmasin, PPP Karangantu   dan TPI Karangsong Indramayu.

Pengolahan pindang ikan layang
Ikan layang merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat dan harganya relatif murah. Untuk menjaga kesegaran dan mutu ikan, sebaiknya ikan selalu dalam kondisi dingin dengan pemberian es secukupnya. Namun demikian, es tidak selalu mudah diperoleh dan harganya murah, oleh karenanya diperlukan teknik pengawetan lain diantaranya pindang. Pengawetan ikan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga bakteri akan sulit untuk berkembangbiak.
Proses pengolahan pindang dari ikan layang meliputi: pencucian dan penyiangan ikan; penggaraman ikan; penyusunan ikan ke dalam periuk yang diselang-seling dengan garam; perendaman ikan; perebusan selama 1-2 jam; pengeluran sisa air perebusan, penaburan garam pada lapisan teratas; pemanasan diatas api kecil sampai airnya habis; pendinginan dan penutupan dengan lembaran plastik.

Pemasaran ikan layang segar
Ikan layang segar banyak dijual di Pasar Induk Jayapura, Pasar Manonda, Pasar Toli-toli dan Pasar Masumba Kota Palu. Harga ikan layang di beberapa lokasi pada bulan Januari 2008 yaitu di Pasar Induk Jayapura, harga ikan layang pada minggu pertama sampai minggu ketiga sekitar Rp. 25.000,-/kg, sedangkan pada minggu keempat relatif meningkat menjadi Rp. 30.000,-/kg. Sementara itu di Pasar Masumba dan Pasar Manonda Kota Palu, harga ikan layang relatif lebih rendah yaitu masing-masing Rp. 15.000,-/kg dan Rp. 11.000,-/kg.  Di tingkat produsen, harga ikan layang pada bulan Januari terutama di PPN Ambon sekitar Rp. 5.000,-/kg; di PPN Brondong Lamongan, harga ikan layang relatif lebih tinggi sekitar Rp. 6.500,-/kg – Rp. 8.050,-/kg; di PPN Prigi harga ikan layang yaitu Rp. 4.600,-/kg- 5.900,-. Sementara itu, produksi ikan layang di beberapa pelabuhan pada bulan Januari 2008 terutama di PPN Prigi Trenggalek yaitu 61.365 kg, sedangkan di PPN Ambon jumlah produksi sekitar 2.330 kg.  
Harga ikan di Pasar Induk Jayapura relatif lebih mahal dibandingkan dengan lokasi yang lain, hal ini terjadi karena jumlah pasokan ikan layang  relatif  berkurang akibat adanya cuaca buruk sehingga nelayan tidak berani untuk melaut, sementara permintaan ikan layang mengalami peningkatan.





Ikan Kakap, Besar di Nama dan Nilai

       Istilah ’’kakap’’  telah banyak digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang besar, tetapi belum banyak orang tahu sosok sesungguhnya ikan jenis ini kecuali bagi penggemar ikan laut yang sudah  mengetahui dan mengenalnya. Ikan kakap merupakan salah satu ikan yang memiliki potensi pasar didalam maupun di luar negeri dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Ikan kakap banyak dikonsumsi oleh masyarakat   karena dagingnya banyak dan rasanya yang gurih.

Silsilah dan Ciri-ciri Utama
Kakap merupakan ikan yang memiliki banyak jenis, menurut klasifikasinya ikan kakap termasuk dalam ordo Perciformes, sub ordo Percoidei, super famili Percoidea dan memiliki beberapa famili. Di Indonesia, ikan kakap yang umum dikonsumsi dan diperdagangkan berasal dari tiga famili yaitu Lutjanidae (kakap merah), Labotidae (kakap batu / hitam) dan Centropomidae (kakap putih).  Ketiga famili ikan kakap memiliki habitat hidup yang berbeda, untuk famili Lutjanidae hidup pada perairan laut, famili Labotidae hidup pada perairan laut dan payau, sedangkan famili Centropomidae hidup pada perairan laut, payau dan tawar. Famili Lutjanidae  terdiri dari 18 genus, 109  spesies diantaranya Lutjanus argentimaculatus, L. johnii, L. erythoptersus, L. fulviflamma, L. biguttatus, L. decussatus, L. quinquelineatus, Pinjalo lewisi;  famili Labotide terdiri dari 1 genus, 2  spesies yaitu Labotes surinamensis dan Labotes pacificus; dan famili Centropomidae terdiri dari 4 genus, 23 spesies yaitu Lates calcalifer, L. angustifrons, L. japonicus, L. microlepis, Psammoperca waigiensis dan L. niloticus. Selain dari ketiga famili yang ada, jenis ikan kakap yang berasal dari famili  Moronidae   banyak terdapat di Perairan Amerika Utara, Eropa dan Afrika. Famili Moronidae lebih  dikenal dengan seabass yang terdiri dari 5 genus, 8 spesies diantaranya Dicentrarchus labrax, Monrone chrysors, Morone americana dan Morone saxatilis.
Ikan kakap putih memiliki ciri-ciri badan memanjang, gepeng, batang sirip ekor lebar, mulut lebar, bagian atas penutup insang terdapat cuping bergerigi, sirip ekor bulat, panjang dapat mencapai 200 cm, warna punggung gelap dan sirip-siripnya berwarna abu-abu gelap. Sementara itu ciri-ciri kakap merah adalah badan memanjang, kepala lurus, bagian belakang dan bawah penutup insang bergerigi, dapat mencapai panjang sekitar 90 cm, warna bagian atas untuk jenis dewasa merah  dan terdapat totol hitam dibagian atas batang sirip ekor. Kakap batu memiliki ciri-ciri diantaranya sirip belakang berjumlah 11-12, warna  gelap, memiliki lengkung insang 6-7 dan bentuk kepala  memanjang


Produksi ikan kakap
Penyebaran ikan kakap merah di Indonesia sangat luas terutama pada perairan Sumatera, perairan Jawa-Nusa Tenggara, perairan Kalimantan, perairan Sulawesi dan Perairan Papua. Sementara itu, ikan kakap putih banyak terdapat di perairan Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jakarta, Sulawesi Tenggara dan Maluku.
Jenis kakap yang telah banyak dibudidayakan adalah kakap putih yang mempunyai nama dagang barramundi, nama yang berasal dari bahasa Aborigin.

Pemasaran Ikan Kakap
Ikan kakap banyak dijual di pasar tradisional sebagai ikan segar diantaranya Pasar Flamboyan Pontianak, Pasar Bringharjo Yogyakarta, Pasar Masomba Palu, Pasar Hamadi Jayapura, Pasar Rau Banten dan pasar tradisional lainnya. Harga ikan kakap di pasar tradisional relatif bervariasi, pada bulan Nopember di Pasar Bringharjo untuk kakap merah sekitar Rp. 26.000,-/kg; Pasar Flamboyan untuk kakap merah Rp. 33.750,-/kg, kakap putih Rp. 28.750,-/kg; dan Pasar Rejomulyo untuk kakap putih Rp. 24.000,-/kg.  Selain dijual dalam bentuk segar dipasar dalam negeri, ikan kakap juga diolah dalam bentuk fillet beku untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Negara tujuan ekspor ikan kakap meliputi Uni Eropa, Jepang, Korea, Hongkong, Taiwan, Singapura, Australia  dan Thailand.  Sejumlah pelaku masih ada yang melakukan ekspor kakap dalam bentuk utuh, padahal kemudian di pasar tujuan dijual dalam bentuk fillet. Seandainya pemiletan dilakukan di dalam negeri, tentunya nilai tambah akan diperoleh di Indonesia.
Saat ini, ikan kakap telah menjadi salah satu produk utama perikanan karena permintaannya di pasar internasional yang relatif tinggi. Di dunia, negara pengimpor utama ikan kakap meliputi  Italia, Spanyol dan Perancis. Pada tahun 2005,  impor kakap  Italia sekitar 8.416 ton; impor spanyol 4.080 ton; dan impor Perancis sekitar 1.797 ton. Sementara itu, pada tahun 2006 impor Italia mengalami penurunan menjadi 7.412; impor Perancis sekitar 1.876 ton; dan impor Spanyol sekitar 3.787 ton. Ketiga negara tersebut melakukan impor ikan kakap sebagian besar dari Yunani dan Turki. Harga ikan kakap pada tahun 2005 di pasaran Eropa sekitar 3,75 €/kg, kemudian mengalami peningkatan menjadi 4,42 €/kg pada tahun 2006 dengan ukuran sekitar 300-450 gram. Selain Italia, Spanyol dan Perancis, Amerika Serikat juga melakukan impor kakap dalam bentuk segar dan beku dari Chili, Argentina, Uruguay dan Australia. Impor ikan kakap Amerika Serikat pada tahun 2003 sekitar 16.501; 2004 sekitar 16.081 ton; tahun 2005 sekitar 18.572 ton; tahun 2006 sekitar 17.745 ton; dan tahun 2007 sekitar 19.091 ton.